Jumat, 09 Agustus 2013

Kita Memang Berbeda!! Teriakan Bissaaa!!!



By Istiana Manek

Gambar : Sahabat-sahabat RCAE Indonesia

            Alhamdulillah saat ini saya tergabung dengan salah satu group kepenuliasan (Rumah Cerdas Albert Einstein Indonesia), di sini saya menemukan Menthor dan sahabat-sahabat yang hebat dalam bidangnya masing-masing, membidik untuk menjadi jiwa dan sosok pemuda pemberani. Walaupun masih tergolong baru, group ini benar-benar meledak dan menghentaka nmindset dan cara berpikir yang baru. Menggait para pemuda-pemudinya untuk menyelami dunia tulis menulis.
Sekedar Flashback J
Sebenarnya dunia tulis menulis bukanlah hal yang baru untuk saya. Sejak kecil saya sudah menyukai dunia menulis. Beberapa event dan lomba juga sering saya ikuti, walaupun tidak menang sih, hehehe J. Tapi, entah kenapa dan kapan waktunya…saya pernah meninggalkan dunia menulis ini, mungkin karena mental saya saat itu mental kerupuk! (dulu saya gemuk heheh) baru di cemooh sedikit sudah menyerah.. “Menulis cerpen hanya bikin habis kertas…belajar aja yang lain, nilai yang lain jelek, keseringan menulis cerita blleeeee…” ejek teman-teman ku saat itu yang pintar dalam segi mencakar (baca : Matematika). Aku yang tidak terlalu ahli dalam mencakar itu, hanya pulang menangis dan benar-benar meninggalkan dunia menulis. Why???
Dulu ketika SD, saya memang mempunyai seorang teman yang cerdasnya minta ampun dalam bidang matematika. Dia paling mahir dalam menyelesaikan soal-soal matematika dengan rumus yang menurut saya rumit bin ruwet. Soal seperti itu, bisa diselesaikannya dengan waktu singkat dan jawabannya pun benar. Lain halnya dengan saya yang harus memutar otak lebih keras dan harus melihat banyak contoh soal lagi untuk menyeselesaikan soal seperti itu. Maka dari itu saya kagum dengan kecerdesannya itu. Tetapi sayang, saya lebih suka dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Jika dia dihadapkan dengan bahasa Indonesia seperti membuat cerpen, puisi dll, ia akan mengalamihal yang sulit. Ampun susahnya merangkai kata!.
Kembli lagi J
Saya dan teman saya memang berbeda. Teman saya pandai dalam bidang matematika, saya paling lemah dalam bidang ini. Tetapi sebaliknya saya paling senang membuat cerita, teman saya baru mendengarnya saja sudah membuatnya tidak bergairah.
Dari sinilah saya belajar bahwa kita tidak bisa menghakimi orang itu bodoh atau cerdas hanya melihatnya dari satu di bidang saja. Siapa tahu otak kita memang di setting khusus.  Karena pada hakikatnya, yang namanya kecerdasan itu sifatnya jamak. Kecerdasan tidak bisa dilihat dari satu sisi saja.
Masa lalu tetaplah masa lalu dan masa lalu adalah pengajar terbaik kita. Jangan pernah Kejadian yang menyakitkan kembali terulang di masa kini maupun nanti. Jadikan masa itu sebgai acuan kita. Seperti halnya saya, segala cemoohan tentang dunia menulis harus bisa ku tepis dan jadikan sebagai energy positif.
            Walapun saya menyukai dunia tulis menulis, tapi saya lanjut kuliah di jurusan pendidikan BiologiJ. Eiittsss…jangan kaget dulu! Suka menulis tapi masuknya kok di biologi, aneh? Sahabat berpikir seperti itu yah? Memang banyak yang berbisik kepada saya dengan nada dan pertanyaan yang sama. Tapi jujur, saya juga tidak tahu kenapa! Setelah saya pikir-pikir, banyak kok penulis dengan latar belakang berbeda. Contohnya : ada salah satu penulis yang berprofesi sebagai dokter, dalam tulisan-tulisannya pun berhubungan denngan masalah-masalah kedokteran. Saya berharap, kelak saya pun membumbui tulisan dengan ilmu-ilmu biologi. Aamiin
            Semangat menulis saya kembali setelah menginjak SMA kelas 2. Tidak tahu ada angin apa, tiba-tiba guru bahasa Indonesia mengajak saya untuk menulis sebuah cerpen yang bertemakan budaya lokal daerah. Saya merasa tertantang, ini sekaligus kali pertama membuat cerpen bertemakan budaya. Saya mengikutinya dengan penuh antusias, seleksi  dan akhirnya setelah beberapa minggu setelah naskah saya di kirim, Saya mendapat predikat Juara 2. Bangga, kaget dan terharu! Alhamdulillah…Ternyata saya Bissaa juga!!
Oh ya, pernah dengar kalimat ini? “Menulislah sebelum namamu di tulis di batu nisan”(Abdul Hakim El-Hamidy). Merinding nggak? Kalau saya merinding abiisss J. Ajakan untuk menulis sebelum kita menutup lembar-lembar kehidupan kita. Kita tebarkan manfaat dalam setiap tulisan kita. Tumbuhkan motivasi menulis, motivasi merupakan bensin dalam segala aktivias apapun. Motivasi adalah pendorong sejati kita untuk meraih segala impian, serumit apapun rintangan yang di hadapi kita akan bisa melewatinya karena kita memiliki motivasi yang kuat. Motivasi yang kuat cenderung membawa kita menuju sukses.
Ayo kita menulis! Jangan pernah berpikir tulisan kita bagus atau tidaknya karena kita bukanlah editor, saya tegaskan sekali lagi BUKAN editor! Jangan pula dengarkan cemoohan orang yang berada di kanan-kiri kita. Saya percaya, kendala terbesar justru berada dalam diri kita. Karena itulah kita sendiri lah yang paling berperan,  kita sendirilah yang akan mampu mengatasinya. Segera keluar dari Out Box pemikiran yang akan menghancurkan segala impian kita.
Terimakasih untuk RCAE Indonesia dan sahabat-sahabat RCAE, yang telah menampung (hehe J) segala aspirasi para pemuda, semoga kita bisa menggoreskan tinta pena kita dengan tulisan-tulisan yang bermanfaat.
Mulai sekarang jangan pernah menyerah untuk terus menggali potensi tersembunyi kita. Boleh jadi kita kita tidak mahir dalam matematika, tetapi mungkin kecerdasaan itu di bidang lain. Seperti kata pepatah : jangan ajarkan ular berbisa untuk melilit jika bakatnya adalah menggigit. Kita berbeda dan memang berbeda dengan yang lain. Fight ! Bismillah

1 komentar:

Unknown mengatakan...

good... !

Posting Komentar